Sabtu, 08 Agustus 2015

Direct and Indirect speech

Direct and Indirect Speech
* Reported Statements
                        Direct Speech               
Simple Present        I make cake                              
Pre. Continuous       I am writing the letter now             
Simple Past             I went to Paris today                   
Past Continuous       I was reading a comic book when     
 mother watched TV                            
Simple Future         I shall go to Surabaya today

                             Indirect Speech
Simple Present       He Said he make cake
Pre. Continuous      He said he was writing letter now
Simple Past            He said he had went to Paris today
Past Continuous      He said he had been reading a
comic book mother watched TV                
Simple Future        He said he should go to Surabaya today

* Reported Questions
1). Where did you school ? He asked me where I went to school.
2). Where the train station, please? He asked me where the train station.
3). Would you clean the class the next day? He asked me the class be cleaned by me the next day.
4). Are you okay? He asked me If I was be okay.

* Reported Request
1). Please don’t move => He asked me not move
2). Can bring my shoes tonight => He asked me to take his shoes it tonight
3). Please don’t leave me again => He asked me not leave you again

* Reported Oreders
1). Believe => He told me to believe
2). Come in my home => He told me to come in his room

Senin, 27 April 2015

PASSIVE VOICE



Passive Voice
Passive Voice (Passive Sentences) is the subject of his sentence subject to a job or suffer a. In other words, the subject of the sentence is being targeted activity expressed by the verb. In Indonesian characteristics of passive voice is beginning with the verb "be" and some again have the prefix "most" (depending on the context of the sentence).

The shape of the Passive Voice (passive voice) is: TO BE / BE + VERB 3
In the form of the passive voice, usually followed by the phrase "by".


Contoh Passive Voice (Kalimat Passive)

ACTIVE:         Jane helps Tina. (Artinya: Jane menolong Tina)
PASSIVE:       Tina is helped by Jane. (Artinya: Tina ditolong oleh Jane)

Pada kalimat pasif, Object dari kalimat aktif (Tina) berubah menjadi Subject.

Merubah Active Voice (Kalimat Aktif) ke dalam bentuk Passive Voice (Kalimat Pasif)

Tenses
ACTIVE
PASSIVE
Jane helps Tina.
Tina is helped by Jane.
Jane is helping Tina.
Tina is being helped by Jane.
Jane has helped Tina.
Tina has been helped by Jane.
Jane helped Tina.
Tina was helped by Jane.
Jane was helping Tina.
Tina was being helped by Jane.
Jane had helped Tina.
Tina had been helped by Jane.
Jane will help Tina.
Tina will be helped by Jane.
Jane is going to help Tina.
Tina is going to be helped by Jane.
Jane will have helped Tina.
Tina will have been helped by Jane.

(Bentuk Progressive/ Continuous dari Present Perfect, Past Perfect, Future, dan Future Perfect sangat jarang digunakan dalam bentuk kalimat pasif)

Object Tak Langsung Sebagai Subject Pasif

Contoh:
ACTIVE:         Someone gave Mrs. Grim an award.
PASSIVE:       Mrs. Grim was given an award by someone.
ACTIVE:         Someone gave an award to Mrs. Grim.
PASSIVE:       An award was given to Mrs. Grim.
CONTOH KALIMAT ACTIVE DAN PASSIVE VOICE
He believes you. ( active)
You are believed by him. (passive)

They did the test. (active)
The test was done by them. (passive)

 My mother is making a cake. (active)
A cake is being made by my mother. (passive)

 She will hold a party. (active)
A party will be held by her. (passive)

The team has won the match.(active)
The match has been won by the team. (passive)
                                                               
He would cancel the meeting. (active)
The meeting would be cancelled by him. (passive)

Search : http://bahasainggrisonlines.blogspot.com/2012/12/passive-voice-kalimat-pasif.html

QUESTION TAG

 EXERCISE I

QUESTION TAG

1. They want to come, dont they?
2. Elizabeth is a dentist, isn't she?
3. They will not be here, will they?
4. There aren't any problems, are there?
5. That is your umbrella, isn't that?
6. George is a student, isn't he?
7. You've never been to Paris, have you?
8. Nobody called on the phone, didn't they?
9. Nothing is wrong, isn't it?
10. She'll help us later, won't she?
11. Nobody cheated on the exam, didn't they?
12. Those aren't Fred's books, are they?
13. Everyone can learn how to swim, can't they?

Selasa, 13 Januari 2015



PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita
PERSAMAAN HARAPAN DAN CITA-CITA
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan terealiasasi.
Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterusnya.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik ataumeningkat.
Study kasus :
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup di keluarga yang sederhana. Ia memunyai cita-cita yang tinggi. Suatu saat, ketika masih belia, dia berkata kepada dirinya sendiri, “Suatu saat nanti, aku akan melakukan apa yang menjadi cita-cita dalam hidupku, dan pada saat itu aku akan bahagia.”
Dia senang membayangkan dirinya sudah memiliki sebuah mobil mewah, mengendarainya, dan merasakan kebanggaan yang tidak terhingga karena dia dikagumi dan dibanggakan oleh banyak orang. Maka, walaupun kemiskinan tetap diakrabi dalam kesehariannya, sikapnya menjadi angkuh dan sombong karena dia merasa kelak pasti akan kaya raya seperti yang diangankan.
Ketika ditanya untuk melakukan sesuatu oleh teman-temannya, ia menjawab, “Tunggu saja kawan, nanti akan kulakukan setelah aku menyelesaikan sekolah.”
Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi, ia kembali berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada orangtuanya bahwa ia akan melakukan apa yang diinginkannya nanti, setelah ia mendapatkan pekerjaan pertamanya.
Sebelum melangkah ke dunia kerja, dia meminta nasihat kepada seorang guru besar tentang banyak hal yang dicita-citakan. Si guru berkata, “Semua yang kamu inginkan, mobil dan rumah bagus lengkap dengan fasilitasnya, adalah sesuatu yang bagus. Dan sesungguhnya, mobil dan rumah mewah itu diciptakan untuk kita yang mau dan mampu memilikinya. Dia tidak kemana-mana, kitalah yang harus bergerak untuk menghampiri dan mendapatkannya.”
Mendengar tuturan si guru, pemuda itu merasa puas. Sebab, ia makin yakin dengan anggapannya bahwa mobil dan rumah tidak akan ke mana-mana. Maka, ia pun bekerja seadanya. Setelah beberapa tahun bekerja, orangtuanya menanyakan, “Anakku, kapan kamu akan mengambil tindakan untuk mewujudkan cita-citamu?”
“Aku berjanji akan mengejar cita-citaku setelah menikahi gadis yang aku cintai. Karena dengan adanya si dia sebagai pendamping hidup, maka langkahku akan mantap untuk mengejar cita-citaku.”
Sampai suatu hari, setelah bertahun-tahun kemudian, ia mulai menua. Dalam hati, ia pun berkata, “Rupanya, sudah terlambat untuk memulainya sekarang. Sebab, umurku sudah tak lagi muda.”
Begitulah, cita-cita si pemuda akhirnya hanya menjadi angan-angan dan omong kosong belaka. Kini, ia hanya bisa merasakan kepuasan semu dengan menikmati setiap hari dalam kehidupannya untuk mengkhayal, seandainya ia menjadi seperti yang ia cita-citakan.

PENYEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap Lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Doronngan Kodrat Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Kodrat juga terdapat pada binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawa dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan Kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan. Dorongan kebutuhan hidup Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam keebutuhan hidup. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Dengan adanya dorongan kodrat atau dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Kelangsungan hidup (survival) untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang pangan dan papan. setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum. Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Keamanan seriap orang membutuhkan keamanan.
Bila seorang telah menginjak dewasa, sehingga sudah saatnya Hak dan Kewajiban mencuntai dan dicintai Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Status Setiap manusia membutuhkan status.


MENCERITAKAN HARAPAN SENDIRI
Harapan saya adalah selalu diberi kemudahan dan kelancaran selama mengikuti perkuliahan dan semoga saya diberikan kemudahan serta kelancaran untuk menyusun skripsi dan sidang kelulusan. Mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan saya serta membahagiakan kedua orangtua dengan memberangkatkan orangtua pergi haji ke tanah suci. Amin amin yarobbal alamin

SUMBER